- VIVA.co.id/ Al Amin
VIVA – Juminten didatangi hantu Lusi. Ternyata Lusi adalah korban penipuan dari Mona, pemilik TKW plus-plus (Sebelum diberangkatkan TKW, Mona menjual wanita-wanita ke lelaki hidung belang). Lusi mati akibat diobati oleh Dukun. Mona yang tak ingin penyakit Lusi menular ke para calon TKW lainnya, akhirnya membawa Lusi ke Dukun untuk diobati. Bukannya malah sembuh, yang ada Lusi justru menghembuskan napas terakhir. Dan mayatnya dibuang begitu saja oleh Dukun dan Mona.
Setelah kematian Lusi, Mona semakin giat mencari gadis-gadis desa untuk dijadikan wanita penghibur dan TKW. Hingga akhirnya Mona berhasil mengajak gadis kampung untuk jadi TKW. Sementara menunggu keberangkatan, para gadis malah dijual pada lelaki hidung belang. Mona mencari gadis lain, salah satunya Aisah, gadis baik yang terpaksa ikut Mona karena mau bayar utang mantan suaminya yang kabur. Aisah ikut Mona bersama 2 teman lainya, Indri dan Mirna. Aisah yang dipaksa oleh Mona untuk melayani Om Don, berontak kabur. Akibatnya, Aisah mati tertabrak mobil om Don. Dan mayatnya dibiarkan tergeletak begitu saja.
Juminten yang terus didatangi hantu Lusi, akhir meminta tolong pada Suketi untuk mengungkat misteri di balik kematian Lusi. Suketi yang memang seorang kuntilanak, mencari tahu penyebabnya. Suketi pun memasuki rumah kontrakan yang disewa Mona untuk menampung para gadis yang akan dijualnya. Suketi marah ketika tahu pekerjaan Mona. Sebelum meneror Mona, Suketi lebih dulu meneror om Don, lelaki hidung belang. Om Don mati saat berada di mobilnya karena menabrak pohon. Saat Suketi mau meneror Mona, rupanya sudah ada Lusi.
Lusi menginginkan Mona mati di tangannya, biar dendamnya terbalas. Maka itu di suatu malam, Lusi meneror Mona yang mau menjual gadis-gadis ke para hidung belang. Lantas, bagaimana nasib Mona? Dan apakah Lusi berhasil balas dendam ke Mona? Saksikan sinetron Suketi di ANTV, malam ini pukul 23.30 WIB.
Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
Saat hendak diamankan, massa yang geram sempat menghakimi pelaku berulang kali hingga babak belur. Bahkan polisi sempat dibuat kewalahan dengan banyaknay massa.
