Drama Korea 'Man Who Dies to Live' Dianggap Melecehkan Islam

Man Who Dies to Live
Sumber :
  • MBC

VIVA.co.id – Drama Korea Man Who Dies to Live diserang fans internasional. Drama yang tayang di MBC ini dianggap banyak melecehkan agama Islam dan budaya Arab.

Sempat Ditunda, Ini Sinopsis Kill Heel yang Tayang Malam Ini

Man Who Dies to Live mengambil latar Timur Tengah di akhir tahun 1970-an sebagai latar ceritanya. Seorang pria bernama Jang Dal Goo (Choi Min Soo) menjadi sukses di sebuah kerajaan kecil di negeri tersebut. Ia pun kembali ke Korea untuk bertemu dengan putrinya.

Dari penelusuran VIVA.co.id, beberapa adegan kontroversial itu antara lain sebagai berikut.

Drama Thirty-Nine Gak Tayang Minggu Depan, Ini Alasannya

1. Salat berjamaah
Di salah satu adegan drama, terlihat sejumlah Muslim sedang salat berjamaah. Belum selesai, salah satu jemaah terlihat bangun tiba-tiba dari sujudnya dan menghampiri Choi Min Soo, pemeran karakter utama di drama ini.

10 Drama Korea Bikin Nangis, Siapin Tisu Kalau Mau Nonton

2. Minum anggur
Adegan lain adalah saat Choi Min Soo yang berpakaian Arab terlihat memegang segelas anggur. Banyak kaum Muslim dunia protes karena adegan ini dianggap bertentangan dengan ajaran Islam.

3. Bikini dan hijab
Adegan yang paling membuat marah Muslim dunia adalah para wanita yang terlihat berbikini di sebuah kolam renang. Namun, para wanita itu juga mengenakan selendang yang dikenakan seperti sebuah hijab.

4. Para putri
Ada juga adegan pangeran yang menyuruh seorang pria untuk menikahi para putri di sana. Terlihat tiga wanita dengan hijab sedang menunggu untuk dipilih. Dialog, "Beli satu putri dan kamu akan dapat dua gratis," makin membuat marah para fans Muslim.

5. Poster
Poster drama ini juga jadi perbincangan karena menggunakan sejumlah simbol agama Islam, seperti Alquran dan masjid.

 

Man Who Dies to Live ???????? #koreandrama #manwhodiestolive #kdrama #southkorea #arab #worldmovie #

A post shared by Fajar Syarifudin (@fajar_gombong) on

Atas kontroversi ini, MBC telah mengeluarkan pernyataan maafnya. Mereka mengatakan tidak bermaksud untuk menyinggung agama dan budaya tertentu dan akan bersikap lebih hati-hati ke depannya. Meski diterpa kontroversi besar, drama ini masih melanjutkan tayangannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya